![]() |
| leopurbagirsang |
Girsang
Girsang adalah sebuah marga atau morga pada suku Simalungun yang berasal dari Sumatera Utara,Indonesia. Walaupun sekarang marga girsang sebagai salah satu marga simalungun, banyak yang berpolemik liar dengan menganggap girsang bukan marga asli dari Marga Simalungun. Yang dianggap marga asli simalugun adalah :Damanik, Purba, Saragih dan Sinaga.
Asal-Usul
Ada beberapa pendapat mengenai asal usul marga girsang ini.Hal ini
dikarenakan referensi atau dokumen yang sedikit serta belum diadakan
penyelidikan secara maksimal. Ada seseorang mengatakan bahwa girsang
berasal dari keturunan Lumbantoruan.[1], [2],
referensi ini berasal dari buku " Sejarah & Silsilah, Asal Usul
Marga Girsang" karangan Jaludin Purba Girsang BA yang dicetak tahun
1970-an. Penulis mengungkapkan dalam buku tersebut data-data yang
diperoleh berdasarkan wawancara kepada para pihak yang dianggap kompeten
(serta cek silang antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya)
dan kumpulan dokumen-dokumen yang tersedia dari sumber-sumber yang
diwawancarai. Dijelaskan, Opung (Op) Girsang pertama dilahirkan di kampung Nagasaribu/ Sigalingging 6 Km dari Kota Siborongborong arah Lintongnihuta, Kabupaten Tapanuli Utara (Bukan Nagasaribu yang ada di kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun).Op
Girsang (Lumbantoruan) ini karena membunuh seorang abang kerabatnya,
terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri, dan hidup
berpindah-pindah sebelum akhirnya tiba di 'Lehu, Kec.Tigalingga Kabupaten Dairi, provinsi Sumatera Utara.
Dari Lehu ini kemudian keturunannnya ada yang berpindah ke nagasaribu,
silimakuta, kabupaten simalungun dan bertambah banyak disana, dan
akhirnya menyebar. Oleh karena itu sampai sekarang, nagasaribu di
silimakuta, kabupaten simalungun dianggap sebagai kampung halaman marga
girsang sementara Lehu dianggap asal nenek moyang marga girsang.
Pendapat Jaludin Purba Girsang BA yang kontoversi ini, dikalangan Girsang dan penulis-penulis lainnya, tidak bisa dijadikan pegangan karena tidak sesuai dengan pendekatan hikayat yang ada dan runtun sejarah sebenarnya, hingga pendapat demikian sudah dinafikan. Versi yang berkembang turun temurun mengatakan bahwa marga girsang adalah berasal sub marga Purba dan tidak ada hubungannya dengan Lumbantoruan[butuh rujukan]. Oleh karena itu girsang dianggap suku simalungun asli.
Pendapat Jaludin Purba Girsang BA yang kontoversi ini, dikalangan Girsang dan penulis-penulis lainnya, tidak bisa dijadikan pegangan karena tidak sesuai dengan pendekatan hikayat yang ada dan runtun sejarah sebenarnya, hingga pendapat demikian sudah dinafikan. Versi yang berkembang turun temurun mengatakan bahwa marga girsang adalah berasal sub marga Purba dan tidak ada hubungannya dengan Lumbantoruan[butuh rujukan]. Oleh karena itu girsang dianggap suku simalungun asli.
Menurut kisah turun temurun, nenek moyang marga Girsang lahir dari
sebuah keluarga yang sangat sederhana di Lehu. Karena begitu susah
mencari makanan, orangtuanya sering meninggalkan dia di bawah sebuah
pohon buluh botung, tapi saat itu setiap kali si Ibu datang mau memberi
menyusui anaknya selalu ada mendahuluinya seekor Ursa (rusa) yang
menyusui anak tersebut , hingga anak tersebut tumbuh besar & dewasa,
itu jugalah alasannya sehingga marga Girsang tidak boleh memakan daging
Ursa-Belkih (rusa).
Setelah anak itu tumbuh besar dia pergi merantau, karena begitu luas
daerah yang ia jalani sampai ia mempunyai 16 orang isteri yang berasal
dari berbagai rantau. Suatu hari dia pergi merantau ke negeri Timur -
tanah Simalungun (wilayah ini kini disebut Girsang Sipangan Bolon,
karena kepintaran dan kekuatanya akhirnya seorang Raja marga Sinaga
mengaguminya, ia dijamu panganan yang mewah sekelas raja, sampai
akhirnya Raja tersebut menikahkan dia dengan Putrinya. Marga Girsang ini
mempunyai kegemaran berburu sehingga dia disebut juga dengan julukan
Parultop Ultop.
Tapi suatu hari tibalah saatnya pembagian tanah di desa tersebut,
namu dia tidak menerima bagian yang diberikan oleh raja tersebut.
Tolakanya bukan berarti dia tidak butuh bagian tersebut tapi karena
kelicikanya dan ia mempunyai tujuan tertentu. Saat itu dia hanya meminta
bagian tempat menanam Labu, dengan perjanjian setiap tanah yang
dijalari oleh labunya itu menjadi tanah miliknya. Karena kepolosan
masyarakat & Raja tersebut hingga beranggapan bahwa labu tersebut
tidak akan bisa menjalar luas akhirnya mereka menyetujui perjanjian itu.
Setelah itu diapun menanam Labu tersebut, setiap akar dari labu
tersebut dia beri baja (sejenis pupuk), sehingga labu tersebut tumbuh
subur dan meluas bahkan tanah di desa tersebut sudah menjadi miliknya.
Akhirnya Raja pun mengambil keputusan untuk membagi ulang tanah
tersebut.
Dia mempunyai 3 orang anak, namun untuk membesarkan anak tersebut dia
harus menyembunyikannya di tempat yang aman, karena Raja menganggap
bahwa anak-anak Girsang memiliki kelicikan seperti ayahnya; Girsang
mengkhawatirkan jika Raja tidak suka kepada anak-anaknya. Saat kelahiran
anak pertamanya dia harus membohongi raja dengan menyembelih seekor
anjing dan menunjukkan darah anjing itu kepada raja bahwa dia telah
membunuh anak tersebut. Setelah anak-anaknya besar anak tersebut pergi
merantau. Anak-anaknya inilah yang menyebar menjadi marga Girsang.
Sehingga jika di tanah karo (Tarigan Gersang), Dairi (Gersang),
Simalungun (Girsang).
Yang pergi ke tanah karo tersebut juga kegemarannya adalah berburu.
Suatu saat dia pergi berburu ke sebuah hutan dan dia membawa banyak
anjik pemburu binatang. Di hutan tersebut dia menemukan 2 (dua) jenis
jamur, yaitu satu yang berwarna putih dan satu lagu berwarna Merah.
Awalnya dia tidak mengetahui jamur itu mempunyai keajaiban, saat itu
anjingnya menyentuh jamur yang berwarna merah dan setiap anjing yang
menyentuh jamur yang berwarna merah anjing tersebut akan pingsan dan
setiap anjing yang tersentuh oleh jamur merah maka anjing tersebut akan
sadar kembali. Dari situlah dia mengetahui bahwa jamur tersebut
mempunyai fungsi yaitu satu sebagai racun dan satu lagi sebagai obat.
sejak saat itu dia juga menjalani banyak daerah sehingga dia di beri
julukan Pagar Dawan. Nama pagar Dawan sampai saat ini juga sudah menjadi
rurun marga Tarigan Gersang.
Saat itu dia dinikahkan oleh marga ginting yaitu tepatnya daerah
juhar, dia dinikahkan juga karena kepintarannya menyembuhkan segala
penyakit di daerah itu. Dan dia mempunyai 1 satu orang anak salah
satunya adalah yang di sebut NINI PENAWAR dan anak tersebut mempunyai
keahlian yaitu pintar mengobati seperti orangtuanya. Keturunan dari NINI
PENAWAR ini adalah Tarigan SIMPANG PAYONG.
Kerajaan Girsang/Silimakuta dan Sejarahnya
Pengakuan kerajaan Girsang di Silimakuta tidak terlepas dari sejarah historis suku Simalungun. Suku Simalungun
dalam sejarah historis memiliki 3 fase kerajaan yangg pernah berkuasa
dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah
1. Fase kerajaan yang dua (harajaon na dua) yakni Kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih).
2. Fase Kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga).
3. Fase 7 kerajaanGirsang).
1. Fase kerajaan yang dua (harajaon na dua) yakni Kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih).
2. Fase Kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga).
3. Fase 7 kerajaanGirsang).
Fase ke -3 ini berkaitan dengan kolonial Belanda
di simalungun. Tahun 1907,diadakan perjanjian pendek (korte verklaring)
yang intinya tunduknya seluruhnya kerajaan kepada kolonial, maka untuk
mempermudah urusan administrasi serta mempermudah politik devide et
impera, maka status partuanon dari tiga partuanon Dolog Silou itu
dinaikkan statusnya menjadi kerajaan. Yakni Silimakuta, Simalungun(Girsang) di Naga aribu, kerajaan Purba (Purba Pak-pak) di Pematang Raya.
Sejarah Kerajaan Silimakuta bermula dari seorang Girsang membantu
Tuhan Naga Mariah, Raja Sinaga untuk mengusir musuh Tuhan Naga Mariah
dari Siantar[butuh rujukan].
Girsang ini menyuruh penduduk mengumpulkan sebanyak mungkin bermacam-
macam duri dan diambilnya cendawan merah, diperasnya dalam air, racunnya
diletakkannya pada duri-duri dan diletakkan di sepanjang jalan yang
bakal dilalui musuh., sedangkan air yang beracun itu dimasukkannya ke
dalam Paya Siantar. Musuh oleh karena itu semuanya mati kena racun.Ia
melapor kepada Tuhan Naga Mariah dan berkata, "Nunga mate marsinggalang
saribu di dolok i!" (beribu-ribu musuh sudah mati bergelimpangan di
gunung itu), sehingga gunung itu dinamakan Dolok Singgalang dan namanya Saribu Dolok.
Girsang lalu kawin dengan puteri dari Tuhan Naga Mariah dan karena ahli
mencampur racun dinamai Datu Parulas. Setelah Raja Sinaga itu mati maka
Datu Parulas ini naik tahta dan mendirikan kampungnya Naga Saribu yang
menjadi ibukota kerajaan Silimakuta. Kerajaannya dinamainya Si Lima Kuta karena dalam kerajaannya ada lima kampung yaitu:
1. Rakutbesi
2. Dolok Panribuan
3. Saribu Djandi
4. Mardingding
5. Nagamariah
[3]
1. Rakutbesi
2. Dolok Panribuan
3. Saribu Djandi
4. Mardingding
5. Nagamariah
[3]
Sub-Marga Girsang
Marga Girsang terdiri dari 5 sub marga, berdasarkan letak tempat moyang mereka di Silimakuta Simalungun, antara lain :1. Girsang Jabu Bolon
2. Girsang Na Godang
3. Girsang Parhara
4. Girsang Rumah Parik
5. Girsang Bona Gondang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar